Monday, October 15, 2012

teriak sang penyajak, tanpa sebotol arak.

Jika dawai musikal yang ingin kau petik, redhaku menjadi gitar malammu,
Jika puisi yang kau ingin selidik, redhaku menjadi kosa katamu,
Jika senandung lama yang kau anggap antik, redhaku menjadi lirikmu,
Jika dengungan cintaku kau rasa cantik , redhaku menjadi getaran di hatimu.

Jika pasir pantai yang ingin kau kepul, pasrahku menjadi istana pasirmu,
Jika karang Sipadan yang ingin kau kumpul, pasrahku menjadi terumbu karangmu,
Jika bayu laut membuat hasratmu terkabul, pasrahku menjadi deretan ombakmu,
Jika mentari senja yang kau inginkan menyusul, pasrahku menjadi mega jinggamu.

Jika congkak yang ingin kau mainkan, relaku menjadi gulimu,
Jika gasing yang ingin kau putarkan, relaku menjadi benangmu,
Jika galah panjang yang ingin kau fahamkan, relaku menjadi gurumu,
Jika wau yang ingin kau terbangkan, relaku menjadi talimu.

Jika batik yang kau anggap berseri, relaku menjadi dakwat pelangimu,
Jika selendang yang ingin kau ikati, relaku menjadi renda-renda halus dilehermu,
Jika Gucci yang ingin kau gayai, relaku menjadi jalur-jalur merah hijaumu.
Jika puteramu sudah memilikimu, semestinya ku menjadi khadammu,

Jika Augustus Ceasar gagal melindungimu, semestinya ku mencipta jentera untukmu,
Jika Shah Rukh Khan menggertak hatimu, semestinya ku bawa India kepadamu,
Jika aku ini fantasimu, semestinya segalanya untukmu.

No comments:

Post a Comment